Dewa adalah namaku untuknya untuk (rencananya) novel keduaku, tapi bukan sequel dari Sir Junior. Tapi, sayang sekali, karena cerita aslinya super geje, aku jadi males nulisnya. Namanya sih keren, Dewa Langit. Seperti orang aslinya yang nama aslinya nya biasa aja, nama Dewa di novel juga hanya samaran. Nama asli dari karakter Dewa Langit di kerangka novelku ini adalah Rio Ilham.
Kembali ke orang aslinya, Dewa sebetulnya adalah anak yang super supel dan lumayan nyambung. Meski emang kapasitas kepalanya--yang bisa dibilang rada kering--udah keliatan dari mukanya, tapi anaknya lebay (gak nyambung). Suaranya gue akui fascinating. Seorang badut, seperti yang kudeskripsikan di dua tulisanku, akrilik(1) dan akrilik(2).
Hal yang paling ngebetein adalah, sejak gue nraktir Dewa, dia geer kalo gue suka sama dia. Okay it was history, I have to admit it. Tapi cuman tiga hari! Apa artinya coba?? =_= And since I knew his gf's name, he always acts like a jerk, showing off 'what he's doing right now'. Really, that's making me sick. I don't care! Like I'm gonna get irritated for that?!
I'm really sick of that. And just today... okay, I'll tell the story.
Aku masih BETE BANGET sama Dewa yang supernyebelin belakangan ini. Hari ini, I went home with Mrs TK's-Principal, and on the way, she called someone at school, saying something like this, "Li, nanti tolong ya minta Pak ****** (Dewa's dad) print foto-foto anak-anak, ukurannya yang gede. Nanti kan bisa dipajang tuh..." dan bla-bla-bla soal sCRAPbook TK.
Mendengar conversation tadi yang hanya berkaitan dengan foto dan Dewa's dad, aku hanya mengepal-ngepal tinjuku menahan emosi. Untung Mrs TK's-Principal gak liat... Udah tau orang lagi gedeg sama sesuatu, malah ngomongin yang ada hubungannya sama itu! Lama banget lagi! Lima menitan lebih. Yeah. Cool. s-books. Uhhuh. *not interested*
Masih bete, tapi diredakan oleh yang tersisa di otakku soal senyum Selasa.
No comments:
Post a Comment