Thursday, May 8, 2014

candu bakar, 2

“hey,” panggilku pelan. Kamu tersenyum kosong pada bingkai ranjang.
“hey.” Aku menyentuh pipimu yang selalu panas.
“hm?” jawabmu pelan. Aku mengecupmu dan kamu tertawa aneh di sela kecupan. Aku berhenti dan melihat mata hitammu, uban kimiamu, sedih karena aku sedang tidak mengecup kamu.

Dengan kuatir aku menyentuh pinggangmu yang dihisap kering koyo-koyo hijau dan kamu segera memukul munggung tanganku. “geli tauk,” katamu, dengan rengekanmu yang hanya muncul saat kamu bukan kamu.

8 mei 2014
untuk kak luno, seperti semua puisi-puisiku yang lain

No comments:

Post a Comment