Halo. Aku lagi cukup nganggur, senang sekali. Semoga sekolah selamanya begini.
Jadi, aku pingin ngomongin salah satu topik yang mungkin jarang dibicarakan, tapi sering sekali dibahas sama artikel-artikel sok bijak dan sok asik mengenai kehidupan: making a life VS making a living. Mencari hidup atau mencari nafkah.
Aku peringatkan, post ini akan beralur sesuka hati, karena tidak framed sebelumnya.
Menurutku, mencari hidup dan mencari nafkah saling terkait. Orang mengaku akan bisa mencari hidup setelah ia yakin dengan penghasilannya. Tapi, orang-orang yang nekat akan bilang, aku akan mencari hidupku, rezeki urusan Tuhan.
Tapi bukankah kata Tuhan, 'Ikat dulu piaraanmu, baru yakin padaKu bahwa Aku akan menjaganya'?
Banyak orang yang berhasil mencari nafkah, tapi ia muak dengan cara yang ia lakukan, terus dia bahagia setelah menemukan hidupnya. Apa ya. Mungkin kita akan dipandang rendah sama anak kita kalo kita nggak jelas (apalagi kalo anaknya kolot macam banyak orangtua di luar sana), tapi banyak temenku jauh lebih respek sama orangtuanya yang menggeluti bidang-nggak-jelas.
Nah, aku mau coba melompati tebing dan mencari hidup sambil mencari nafkah. Pada dasarnya sih ini yang semua orang coba lakukan, tapi pada akhirnya orang-orang akan mengukung diri di bawah kumpulan bos dan laporan. Bos, laporan. Bos, laporan, macet. Bos, laporan, macet, tagihan listrik. Dan seterusnya.
Apa aku tidak akan membayar tagihan listrik? Nggak juga, pada akhirnya harus bayar (setidaknya untuk beberapa tahun sampe ada cowok ganteng yang bayarin wkwkwk).
Tapi, orang-orang butuh orang-orang yang dikungkung bos dan laporan itu. Pada akhirnya orang lain, konsumen, orang awam yang apatis, dan orang awam yang kerjaannya protes, akan bergantung pada mereka yang kerjaannya di-bos-in itu.
Tapi pada akhirnya, meskipun secara kolektif pekerja-pekerja itu membangun sesuatu, tapi secara individual, mereka (kata artikel-artikel sok kebebasan di internet) sedang menghancurkan diri sendiri.
Aku pingin mencoba tidak peduli dengan stereotype gak-jelas yang udah ditempelin pada, bilanglah, seniman sejak lama. Padahal aku gak suka kata seniman. Aku lebih suka kata pendongeng, karena pada akhirnya orang-orang itu cuma mencari cara untuk mengutarakan sesuatu. Mengutarakan dongengnya.
Tapi, sambil pura-pura tidak peduli, aku, yang udah cukup ngerencanain hidupku yang nggak-jelas ini, diam-diam pingin tau rasanya digaji. Macam pesangon pengangguran-nya Amerika barangkali. Pesangon pengangguran macam itu bikin manja nggak sih?
Maka, aku memutuskan making a life karena making a living pasti akan ada sambil aku making my life itu. Gak tau apa aku akan berhasil, karena jalannya panjang buanget. Pasti panjang. Masih ragu sih, karena bahkan orang-orang terkeren pun awalnya berniat nyari yang jelas dan 'sekedar' make a living. Tapi aku pingin bisa.
Doakan aku.
Menurutmu, making a life atau making a living?
Making a life kalo saya. *macamremajamencariidentitasdiri*
ReplyDeleteMaking a life kalo saya *macamremajamencariidentitasdiri*
ReplyDeleteSemangat, Kak, semoga kita berhasil :D
ReplyDeleteEh ini kayak yang dibahas Rene Suhardono yang your career is not your job.
ReplyDeleteBerarti harusnya making a life...
Dan kerja sebaiknya harus sesuai passion. Biar making a living sekaligus making a life.
Hmmm, masih bingung, apa ya passionku @_@
Udah ada ya, Kak? Yah... u_u Ayo cari kak sebelum terlambat! Jadi pembawa acaranya natgeo aja ;D
ReplyDeleteIstilahnya beda sih Don. Dia gak pake istilah making a living, dll itu. :D
ReplyDeleteCuma maksudnya sama... Bekerja harus sesuai passion. ^^
Waduh, pembawa acaraaa? Gak fotogenik blas begini...
Kalau kamu dah keliatan ya Don, passionnya? Nulis kan? :D
unna bukannya passionnya travelling?*terawangngasal* seru bgt kalo ngebaca unna lagi jalan jalan. Siapa tau bisa jadi the next Trinity :P
ReplyDeleteaku ini yg belum nemu hahhahahha
ReplyDeleteIiih liat aja, paling jaman-jaman aku kuliah kak una jadi pembawa acara macam don't tell my mother, terus long run lagi :D amin ya kak ya :D
ReplyDeletesambil manjat sambil ngalir, kak B) sambil nyari kerjaan pasti ketemu jodoh *lho*
ReplyDeletemaksudku nemeu passion, bukan nemu ittttttuuuuuuuuu
ReplyDeleteKalo jodoh dah nemu ya Mar? Wkwkwk...
ReplyDeletesempruul! belooooom ono ono ae una iki,
ReplyDelete